18 Desember 2010

Cerpenku 1

MASIH CINTA 


"Kei, maafin aku ya."
"Maaf kenapa?"
"Maaf aku gak bisa terus di sampingmu."
"Rian!! Jangan pergi Yan!! Rian.....!!"

# # #

"Hei Kei, ngelamunin apa sih?"
"Eh gak kok."
"Lo ada masalah? Cerita dong ke gua."
"Makasih Risa, gua gak ada masalah kok."
"Tapi dari tadi lo kayaknya mikirin sesuatu."
"Em... tadi malem gua mimpi... gua mimpiin Rian."
"Rian?! Mantan lo itu?!"
"Iya, gua gak tau kenapa gua mimpiin dia setelah gua mulai bisa ngelupain dia?"
"Mungkin, itu tandanya lo mau ketemu dia lagi."
"Gak mungkin lah, dia kan di Jogja."

# # #

Saat aku memikirkan kata-kata Risa, tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku.
"Hai Kei!"
"Eh... Rian!!"
"Apa kabar ?"
"Ngapain kamu disini ?"
"Aku kan udah selesai kuliah, jadi aku pulang ke Jakarta."
"Em... kamu udah pulang sejak kapan?"
"Aku pulang kemarin."
"O....."
"Wah! udah sore, aku masih ada urusan, gimana kalau kita ketemu lagi besok."
"Ketemu? Di mana?"
"Gimana kalau... di sini lagi?"
"Ya."

# # #

Keesokan harinya aku bertemu dengan Rian lagi.
"Hai, aku kira kamu gak bakal dateng."
"Memang kalau aku gak dateng kenapa?"
"Ya... gak pa-pa sih. Kita jalan yuk."
Rian mengajakku ke tempat yang dulu dia sering mengajakku, bukit bunga.
"Kei, maafin aku ya, selama ini aku udah ninggalin kamu."
"Aku udah maafin kamu kok."
"Kei....." Rian meraih tanganku.
"Ya."
"Kei, sebenarnya selama ini aku masih menyayangimu, tapi aku gak bisa..."
"Gak bisa apa?"
"Aku... gak bisa bicara sekarang. Em... gimana kalau kita ketemu disini lagi besok?"

# # #

"Apa ya yang mau Rian bicarakan? Kenapa dia lama banget ya?"
Tiga jam kemudian, Rian belum juga datang.
"Apa dia ada urusan lain, makanya dia tidak datang?"
Aku pun memutuskan untuk pergi ke rumahnya.
Ketika sampai di rumahnya, aku melihat ibu Rian sedang duduk di teras.
"Permisi tante, masih ingat saya? Saya Keisha. Em...Riannya ada tante?"
"Rian gak ada!!" jawab ibu Rian dengan masuk ke dalam rumah dan membanting pintu.
"Aneh...ada apa?"
Tiba-tiba ayah Rian keluar dari rumah.
"Siang Om."
"Siang...Siapa ya?"
"Saya Keisha om."
"Oh.....Keisha!!"
"Rian ada om?"
"Silakan masuk dulu."
"Em.....Riannya?"
"Kamu belum tahu?"
"Belum tahu apa om?"
"Rian sudah tidak ada."
"Maksud om apa?"
"Tiga hari yang lalu.....Rian mengalami kecelakaan pesawat."
"Maksudnya Rian..."
"Tunggu sebentar." Ayah Rian mengambil sebuah kotak dan sepucuk surat, kemudian ia berikan kepadaku.
"Ini apa om?"
"Ini ditemukan di dalam tas Rian, dan tertulis untuk Keisha."

# # #

Di rumah aku membuka kotak tadi, dan isinya sebuah cincin. Kemudian aku membaca suratnya.

Hai Kei, apa kabar? Semoga baik-baik saja.
Aku selama 4 tahun ini tidak bisa melupakanmu, tapi apa kamu masih mengingatku. Pasti kamu sudah melupakan orang yang telah memutuskan dan meninggalkanmu ini. Karena itu aku mau kamu memaafkanku.
Kei, maafkan aku. Aku masih menyayangi dan mencintaimu. Tapi aku tidak berani untuk mengatakannya langsung, maka aku menulis surat ini dan memberi cincin yang tidak berharga ini.
Aku harap kamu mau memaafkan dan menerima cinta aku lagi.
                           
                                        Yang mencintaimu,
                                              RIAN

"Kamu salah, aku juga masih mengingatmu dan mencintaimu. Dan cincin ini sangat berharga bagi aku. Terima kasih Rian karena kamu gak pernah melupakanku. Semoga kamu tenang di sana." Kataku di hadapan makam Rian.



TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar